R E S U M E
K I M I A K E S E H A T A N
“ PEMUTIH,PEMATANG TEPUNG SERTA PENGERAS ”
“ BAHAN TAMBAHAN KIMIA YANG DILARANG ”
DAN
“ ALTERNATIF BAHAN TAMBAHAN PANGAN DAN
MEKANISME PENGENDALIANNYA “
BAB 10
PEMUTIH, PEMATANG TEPUNG DAN PENGERAS
Pangan yang
dikonsumsi manusia sehari-hari pada umumnya memerlukan pengolahan. Pada
pengolahan pangan seringkali ditambahkan bahan tambahan pangan yang dimaksudkan
untuk mempertahankan mutu,lebih menarikmdgn rasa enak,rupa,dan konsistensinya
baik,mencegah rusaknya pangan,dan untuk meningkatkan atau memperbaiki
penampakan agar pangan tersebut lebih disukai konsumen.
Pemutih,pematang
tepung serta pengeras adalah beberapa diantara jenis kelompok bahan tambahan
pangan yang digunakan. Pemutih dan pematang tepung merupakan bahan tambahan
pangan yang seringkali digunakan pada bahan tepung dan produk olahannya, dengan
maksud karateristik warna putih yang merupakan cirri khas tepung yang bermutu
baik tetap terjaga,begitu halnya dimaksudkan utk memperbaiki mutu selama proses
pengolahannya seperti dalam hal pengembangan adonannya selama pemanggangan.
Sedangkan bahan pengeras sering digunakan untuk memperkeras atau mencegah
melunaknya pangan. Contohnya yaitu dalam pembuatan pikel atau buah kalengan.
A. PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG
Ø Definisi dan maksud penggunaannya
Adalah bahan tambahan pangan yang dijadikan
untuk pemutihkan dan pematangan tepung. Penambahan bahan pemutih dan pematang
tepung diharapkan dapat mempercepat proses pematangan dan untuk mendorong
pengembangan adonan oleh yeast dan untuk mencegah kemunduran roti selama
penyimpanan. Proses pematangan dengan bahan kimia berarti meniadakan pematangan
dengan menyimpan dalam jangka lama dan mahal, memerlukan pencegahan kerusakan
tepung oleh hama dll.
Ø Mekanisme reaksi dan penggunaan bahan
penambah pemutih dan pematang tepung
Zat pemutih dan pematangan tepung untuk
memperbaiki mutu tepung mungkin berfungsi sebagai bahan pemutih atau pemucat
saja atau berfungsi meningkatkan daya pengembangan terigu/pengembangan adonan
atau gabungan keduanya.
Salah satu pemutih/pemucat yang umumnya
dipakai adalah aseton peroksida dan benzoil peroksida yang berlaku sebagai
pemucat saja atau penghilang warna dan tidak berpengaruh terhadap sifat-sifat
pemanggangan roti. Bahan yg dapat
berlaku sebagai pemutih/pemucatan maupun pengembangan antara lain ;
v Ozon
v Klorin dan klorin dioksida
v Nitrosil klorida, dan
v Oksida nitrogen
Oksidator yang
berfungsi sebagai pematang adonan,bukan berfungsi terhadap perbaikan warna
tepung adalah potassium bromat,potassium iodat,kalsium iodat,kalsium
peroksida,garam persulfat dan perborat,serta vitamin C .
Bahan anorganik
yang dapat digunakan dalam perbaikan kondisi proses pembuatan adonan adalah
NH4Cl , { NH4]2SO4 , CaSO4 , [ NH4]3PO4 dan CaHPO4 .
B. PENGERAS
Ø Definisi dan Maksud Pengeras Sebagai Bahan
Tambahan Pangan
Jaringan sel tanaman yang keras terutama
disebabkan adanya ikatan molekuler antar gugus
karboksil bebas pada komponen penyusun dindina sel yaitu pectin.
Pengeras merupakan suatu bahan tambahan pangan yang dapat memperkeras atau
mencegah melunaknya pangan.
Ø Mekanisme Reaksi dan Penggunaannya
Perlakuan panas terhadap jaringan tanaman
biasanya menyebabkan pelembekan karena struktur selulosanya mengalami sedikit
perubahan. Kemantapan jaringan tersebut tergantung
keutuhan sel dan ikatan molekuler antar penyusun-penyusun dinding sel.
Senyawa-senyawa pectin merupakan polimer
dari asam D-galakturonat yang dihubungkan dgn ikatan B-[ 1-4]-glukosida,asam
galakturonat merupakan turunan dari glukosa. Ada 3 kelompok senyawa pectin
yaitu asam pektat,asam pektinat,dan protopektin.
C. KOMPONEN DAN SIFAT-SIFAT KIMIA
Penggunaan bahan tambahan pangan
pemutih&pematang tepung serta pengeras dalam suatu pengolahan bahan pangan
erat kaitannya dengan reaksi atau efek yang ditimbulkan bahan kimia tersebut
dalam bahan pangan.
Komponen bahan pangan yg sering
merupakan sasaran reaksi dari bahan tambahan makanan adalah kelompok
protein,karbohidrat,lemak,vitamin,mineral,alcohol dan lain-lain. Sifat kimia
pemutih dan pematang berhubungan dengan sifat yang dapat mengoksidasi atau
mereduksi komponen penurun mutu yang terdapat dalam bahan pangan. Sedangkan
sifat kimia pengeras erat kaitannya dgn kemampuan bahan tersebut membentuk jaringan
atau ikatan yg kokoh dgn komponen bahan misalnya dengan pectin dlm jaringan
tanaman.
Komponen dan sifat-sifat kimia dari
bahan tambahan pangan pemutih dan pematang tepung serta pengeras adalah sbb ;
1. Pemutih dan pematang tepung
Asam askorbat [ Vitamin C ]
Adalah
suatu reduktor kuat karena mempunyai struktur
enediol yg mudah teroksidasi menjadi bentuk keto atau dehidro atau
bentuk teroksidasi.
Aseton peroksida
Senyawa
berwujud cairan,bersifat oksidator,larut dalam air dan alcohol, tidak larut
dalam pelarut organic seperti petroleum eter,kloroform dll
Azodikarbonamida
Disebut
pula diazenedicarboxamide.
Kalsium steroil-2-laktilat,natrium
stearil fumarat dan natrium stroil-2-laktilat
L – sistein
2. Pengeras
Aluminium ammonium sulfat
Alumunium sulfat
Kalsium gkukonat
alumunium natrium sulfat
kalsium klorida
kalsium laktat, dan
monokalsium fosfat
D. EFEK TERHADAP KESEHATAN
Membicarakn tentang efek terhadap kesehatan dari bahan tambahan pangan
pemutih dan pematang tepung serta pengeras maka perlu diketahui keberadaan
komponen penyusun tersebut,manfaat dan bahaya,batas toleransi yang
diperbolehkan bila digunakan sebagai bahan asupan tubuh serta mekanisme reaksi
yang terjadi bila masuk ke dalam tubuh manusia.
Beberapa contoh efek dari bahan tambahan pangan pemutih,pematanh serta
pengeras terhadap kesehatan adalah sebagai
berikut ;
a. Bahan pemutih dan pematang ( Senyawa organic dan garam-garam organic )
Ø Asam askorbat { Vitamin C }
Vitamian
C yang tidak diserap oleh usus halus akan dialirkan ke usus besar yang
menimbulkan perubahan tekanan osmotic
didalam usus besar , yang berakibat meningkatkan kandungan air feses { feses berair }, sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya diare .
Ø Kalsium steroil-2-laktilat, natrium
steroil fumarat,dab natrium-2-laktilat
Toksisitas
pemasukan kalsium yang berlebihan dapat menyebabakan hiperkalsemia dalam darah yang trrjadi
apabila dalam tubuh terjadi kelainan klinik.
Ø L – sistein
Defisiensi
dari L –sistein bagi tubuh dapat menyebabkan penyakit seborrhea, keruhan kuku
atau jaringan tanduk { keratin }, dan alopecia
b. Bahan pengeras ( bahan – bahan kimia
anorganik )
Ø Garam-garam alumunium
Toksisitas
dari alumunium adalah bila kelebihan konsumsi logam alumunium dapat menimbulkan
efek toksi pada susunan syaraf .
Ø Garam-garam kalsium
Defisiensi
kalsium termasuk tutani, hubungannya dengan gangguan syaraf dan otot . gejala
lainya hipoparatiroidisme atau insufisiensi ginjal .
BAB 11
BAHAN TAMBAHAN KIMIA YANG DILARANG
Masyarakat
dan industri seharusnya perlu memperhatikan bahan tambahan pangan dalam
hubungannya dengan kemungkinan pemalsuan terhadap komponen yang berkualitas
rendah dan kemungkinan bahaya tang ditimbulkan oleh komponen beracun dalam
bahan pangan . Beberapa contoh bahan tambahan pangan antara lain ;
v Pengendali keasaman atau alkalinitas
v Pengembang roti
v Pengemulsi, penstabil dan pengental
v Pemberi cita rasa, pemanis dan
pewarna
v Nitrit, nitrat, dan fosfat
v Suplemen dll
Dalam kaitannya dengan bahan tambahan pangan, perlu dibedakan antara
toksisitas dan bahaya. Toksisitas merupakan kapasitas suatu bahan untuk
menghasilkan cacat atau luka. Bahaya merupakan kemungkinan timbulnya cacat atau
luka akibat penggunaan bahan secara sengaja. Telah diketahui bahwa banyak
komponen pangan, baik alami maupun yang ditambahkan bersifat toksis pada kadar
tertentu,namun tidak merugikan atau bahkan dari gizi bersifat esensial pada
kadar yang rendah.
Adapun bahan tambahan kimia yang
dilarang digunakan menurut peraturan menteri kesehatan RI adalah antara lain ;
Asam borat atau boraks
Asam salisilat
Diethylpyrocarbonate
Dulcin
Pottsium chlorate
Chlorampenicol
Minyak sayur terbrominasi
Nitrofurazon dan formaldehid
Namun
demikian, untuk bahan tambahan kimia yang dilarang tidak disertai dengan batas
maksimum penggunaan karena secara umum digolongan ke dalam senyawa yang
berbahaya bagi kesehatan tubuh. Meskipun bahan tambahan kimia yang dilarang
telah dilarang untuk digunakan tetapi kenyataanya sampai saat ini masih beredar
dan dijual bebas dalam nama lain, salah satunya adalah senyawa bor yang dijual
dengan nama ‘’ pijer ‘’ .
A.
SIFAT KIMIA DAN FISIK SERTA EFEK
TERHADAP KESEHATAN
1) Asam borat
Merupakan
senyawa bor yang dikenal juga dengan nama borax. Asam borax juga merupakan asam lemah dan garam alkalinya bersifat basa.
Efek farmakologi dan toksisitas senyawa bor atau asam borax merupakan
bakterisida lemah. Gejalanya dapat berupa mual,muntah,diare,suhu tubuh menurun,lemah,sakit kepala bahkan bias
menimbulkan shock.
2) Dulsin
Dulsin
juga dikenal dengan nama perdagangan sucrol. Dulsin dalam bahan pangan
digunakan sebagai pengganti sukrosa bagi
orang yang perlu diet, karena dulsin tidak mempuyai nilai gizi .
3) Formalin ( formaldehid )
Formaldehid
merupakan bahan tambahan kimia yang efisien tetapi dilarang ditmbahkan pada
bahan pangan tetapi ada kemungkinan digunakan dalam pengawetn
susu,tahu,mie,ikan asin,ikan basah, produk pangan lainnya. Formalin merupakan
cairan jernih yang tidak berwarna atau hamper tidak berwarna dengan bau yang
mrnusuk,uapnya merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan dan rasa
membakar.
Formalin
merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Kandungan
formalin yang tinggi dapat menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat
karsinogenetik
(
kanker), bersifat mutagen (perubahan fungsi sel/jaringan), muntah,diare
bercampur darah,kencing bercampur darah,kematian karena kegagalan peredaran darah.
4) Nitrofurazon
Mengakibatkan
skin lession pada kulit serta infeksi
pada kantung kemih.
5) Asam salisilat
Pada
pemberian peroral,asam salisilat akan menimbulkan gangguan
epigastrik,pusing,berkeringat,mual dan muntah. Karena asm salisilat mempunyai
daya korosif dan merusak jaringan yang berkontak.
6) Potassium chlorat
Efeknya
terhadap kesehatan diketahui apabila penggunaan zat tersebut dalam jumlah besar
akan mengakibatkan iritasi terhadap saluran pernapasan,gangguan pada fungsi
ginjal ,dapat mengakibatkan haemolisis dari sel darah merah dan methhemoglobinemia.
7) Chloramphenicol
Efek
terhadap kesehatan adalah kelainan gray sickness.
8) Diethylphyrocarbonate
Efek
terhadap kesehatan mengakibatkan penyusutan badan dalam waktu 4 minggu.
9) Potassium bromat
Merupakan
bahan kimia yang dalam dosis berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan gejala munta-muntah,diare,methemoglobinemia,
dan luka.
BAB 12
ALTERNATIF BAHAN TAMBAHAN PANGAN
DAN
MEKANISME PENGENDALIANNYA
Pangan
yang aman,bermutu, dan bergizi adalah hak setiap orang. Penjaminan pangan yang
bermutu dan aman merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, industri
pangan , dan konsumen, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Penggunaan bahan tambahan pangan ( BTP ) dalam proses produksi pangan
perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun konsumen. Dampak
penggunaannya dapat berakibat positif maupun negative untuk masyarakat.
Penyimpangan dalam pemakaiannya akan membahayakan kita bersama, khususnya
generasi muda sebagai penerus bangsa. Di bidang pangan, kita memerlukan sesuatu
yang lebih baik untuk masa yang akan dating yaitu pangan yang aman untuk
dikonsumsi,lebih bermutu,bergizi dan mampu bersaing dalam pasar
global.kebijakan keamanan pangan dan pembangunan gizi nasional merupakan bagian integral dari kebijakan pangan nasional, termasuk
penggunaan bahan tambahan makanan.
Makin
rendah pengetahuan masyarakat soal mutu dan keamanan pangan menyebabkan
maraknya keracunan makanan. Hal itu diperparah dengan berbagai jenis bahan
tambahan pangan yang bersumber dari produk-produk senyawa kimia dan turunannya. Dibandingkan dengan
cemaran mikroba, cemaran kimia umumya tidak mudah terlihat dampaknya pada
kesehatan. Karena pengaruhnya baru terlihat dalam kurun waktu yang relative
panjang, bahkan mungkin sesudah beberapa tahun mendatang dalam bentuk
kelainan-kelainan, seperti kerusakan ginjal, kelainan reproduksi, dan bahkan
menimbulkan kanker .
A.
ALTERNATIF BAHAN TAMBAHAN PANGAN
a) Beberapa Contoh
Alternative Bahan Tambahan
Pangan
ü ‘’ chitosan ‘’ bahan alami
pengganti formalin
ü Biji hapesong
ü Pewarna alami
ü Kunyit dan bawang putih
ü Bakteri asam laktat ( BAL )
ü Limbah hayati
ü Dll
b) Penggunaan BTP Yang
Diizinkan Sesuai Dengan Persyaratan
Karagenan
Bahan pengawet yang diizinkan
c) Penggunaan Teknologi
Pengolahan Pangan
Maksud
dan tujuan dari teknonologi pengolahan pangan antara lain ;
1. Memperbaiki mutu
2. Meningkatkan nilai gizi produk pangan
3. Meningkatkan nilai ekonomi dan nilai
tambah
d) Cara
Penggunaan Bahan Tambahan
Ditinjau dari segi pengadaan bahan
pangan
Ditinjau dari segi mikrobiologi/
toksikologi/ hygiene
Pangan yang layak layak dkonsumsi.
B.
SISTEM DAN MEKANISME PENGENDALIAN
Sekarang ini semakin marak penggunaan BTK
yang dilarang pada beberapa bahan makanan tertentu , selain diperlukan beberapa bahan alternative juga diperlukan pengawasan yang
ketat dan kesinambungan oleh beberapa
instansi terkait. Untuk melaksanakan pengawasan kualitas bahan pangan agar diperoleh hasil
yang yang baik, diperlukan 3
sarana pokok yaitu ;
Peraturan perundang-undangan
Organisasi pelaksana
Laboratorium pengujian
Dalam
pengendaliannya harus melalui ;
Langkah yang sudah dilakukan oleh pemerintah (
BPOM )
Kebijakan pengawasan keamanan pangan
total
Terobosan
Tujuan dari pengawasan
Dasar
penindakan secara hokum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar