“MARASMUS”
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
YOGYAKARTA
2011
PEMBAHASAN
DEFINISI
Marasmus merupakan keadaan dimana seorang anak
mengalami defisiensi energi dan protein. Umumnya kondisi ini dialami masyarakat
yang menderita kelaparan.Gizi buruk tipe marasmus adalah suatu keadaan dimana
pemberian makanan tidak cukup atau higiene jelek disebabkan oleh defisiensi
karbohidrat. Salah satu bentuk kekurangan gizi yang
buruk paling sering ditemui pada balita
Marasmus sering
sekali terjadi pada bayi di bawah 12 bulan. Terdapat beberapa tanda khusus pada
marasmus ialah kurangnya (bahkan tidak ada) jaringan lemak di bawah kulit,
Sehingga seperti bayi yang memakai pakaian yang terlalu besar ukurannya. Selain
itu terdapat pula beberapa tanda khusus bayi terkena marasmus, diantaranya:
- Bayi akan merasa
lapar dan cengeng.
- Wajahnya tampak
menua (old man/monkey face).
- Atrofi jaringan,
otot lemah terasa kendor/lembek ini dapat dilihat pada paha dan pantat bayi
yang seharusnya kuat dan kenyal dan tebal.
- Oedema (bengkak)
tidak terjadi.
- Warna rambut tidak
berubah.
Pada marasmus tingkat berat, terjadi
retardasi pertumbuhan, berat badan dibanding usianya sampai kurang 60% standar
berat normal. Sedikitnya jaringan adipose pada marasmus berat tidak menghalangi
homeostatis, oksidasi lemak tetap utuh namun menghabiskan cadangan lemak tubuh.
Keberadaan persediaan lemak dalam tubuh adalah faktor yang menentukan apakah
bayi marasmus dapat bertahan/survive (Cameron & Hofvander 1983:19-21).
ETIOLOGI
Marasmus ialah
suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini merupakan hasil
akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi. Selain
faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa
sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus
Secara garis besar sebab-sebab marasmus
ialah sebagai berikut:
Pemasukan kalori yang tidak cukup
Marasmus terjadi akibat masukan kalori
yang sedikit, pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat
dari ketidaktahuan orang tua si anak; misalnya pemakaian secara luas susu
kaleng yang terlalu encer.
Kebiasaan makan yang tidak tepat.
Seperti mereka yang mempunyai hubungan orang tua – anak terganggu.
Kelainan metabolik
Misalnya: renal asidosis, idiopathic
hypercalcemia, galactosemia, lactose intolerance.
Malformasi kongenital
Misalnya: penyakit jantung bawaan,
penyakit Hirschprung, deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis
pilorus, hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis pancreas.
PATOGENESA
Pada keadaan ini
yang mencolok adalah pertumbuhan yang kurang atau terhenti disertai atrofi otot
dan menghilangnya lemak dibawah kulit. Pada mulanya keadaan tersebut adalah
proses fisiologis untuk kelangsungan hidup jaringan, ubuh memerlukan energi
yang tidak dapat dipenuhi oleh makanan yang masuk, sehingga harus didapat dari
tubuh sendiri, sehingga cadangan protein digunakan juga untuk memenuhi
kebutuhan gizi tersebut.
GEJALA
KLINIS
·
Pertumbuhan
berkurang atau terhenti
·
Konsipasi
atau diare
·
wajahnya
tampak tua
·
Mata
tampak besar dan dalam
·
Lemak
pipi menghilang
·
Apatis
KOMPLIKASI
·
Defisiensi
Vitamin A
·
Dermatosis
·
Kecacingan
·
diare
kronis
·
tuberkulosis
PENGOBATAN
Pengobatan rutin yang dilakukan di rumah
sakit berupa 10 langkah penting yaitu:
1.
Atasi/cegah
hipoglikemia
2.
Atasi/cegah
hipotermia
3.
Atasi/cegah
dehidrasi
4.
Koreksi
gangguan keseimbangan elektrolit
5.
Obati/cegah
infeksi
6.
Mulai
pemberian makanan
7.
Fasilitasi
tumbuh-kejar (“catch up growth”)
8.
Koreksi
defisiensi nutrien mikro
9.
Lakukan
stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental
10.
Siapkan
dan rencanakan tindak lanjut setelah sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar