berikut adalah contoh program c++ untuk mencari luas segi tiga.
mari kita pelajari bersama untuk menambah ilmu dan pengetahuan.
#include<iostream.h>
main()
{
int a, b;
cout<<"Mencari Luas Segitiga n";
cout<<"Alas =";
cin>> a;
cout<<"Tinggi =";
cin>> b;
cout<<"Luas Segitiga ="<<a*b/2;
return 0;
}
berikut hasil dari contoh program di atas:
Kamis, 26 April 2012
Rumah Dinas TNI = Rumah Warisan ?
Rumah Dinas TNI = Rumah Warisan ?
A. Pendahuluan
Belakangan ini marak diberitakan di media massa tentang
kericuhan saat pengosongan rumah dinas eks-anggota TNI/purnawirawan. Terakhir
kericuhan mewarnai pengosongan rumah dinas TNI Angkatan Darat di Jalan Otista
III, Jakarta Timur, Selasa (22/12/09). Tidak hanya terjadi di Ibukota saja, di
daerah-daerah pengosongan rumah dinas TNI juga selalu diwarnai kericuhan.
Begitupula terjadi di Tasikmalaya terjadi eksekusi penggusuran yang berlangsung
panas dan panjang. Sebelumnya (27/10/10) di Tasikmalaya
eksekusi berlangsung panas, personel Kodim 0612 Tasikmalaya yang memasang papan
di depan rumah dinas guna meminta penghuni meninggalkan rumah mendapat
perlawanan. Papan yang telah terpasang dicabut. Hal tersebut menimbulkan
terjadinya perang adu mulut antar sesama anggota TNI AD. Peran media sebagai sumber informasi bagi
masyarakat terutama televisi cukup membentuk opini publik mengenai permasalahan
eksekusi tersebut. Karena disertakan visual dramatis berupa tangisan para
penghuninya, pengosongan yang tujuan utama sebenarnya adalah untuk menyediakan
tempat bagi anggota TNI yang masih aktif, seolah-olah menjadi suatu pelanggaran
HAM. Begitulah adanya efek dari media, tidak semuanya pemberian informasinya
secara berimbang yaitu hanya melihat dari sudut sempit garis pandangannya.
B.
Permasalahan
Sejak era Presiden SBY, penertiban aset-aset negara mulai
digencarkan, sesuai dengan misinya untuk memberantas korupsi dan transparansi
keuangan negara. Sebagai langkah awal, pada tahun 2007 Presiden menerbitkan
Keppres No.17 tentang Penertiban Barang Milik Negara (BMN). Aset negara yang
selama ini tidak jelas juntrungnya mulai diinventarisasi dan dinilai,
diwujudkan oleh Menteri Keuangan saat itu, Sri Mulyani Inderawati dengan menerbitkan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 120 tahun 2007 tentang Penatausahaan
Barang Milik Negara. Aplikasi dari PMK tersebut adalah dengan dilaksanakannya
penertiban berupa inventarisasi dan penilaian aset negara yang berada di
wilayah hukum Republik Indonesai, baik aset yang berada di wilayah NKRI maupun
wilayah kedaulatan Indonesia di luar negeri yaitu berupa kedutaan dan
konjen-konjen di seluruh dunia. Tak pelak, aset TNI pun termasuk di dalamnya.
Sebagai pelaksana tugasnya adalah Ditjen Kekayaan Negara, Departemen Keuangan
RI
Adanya hal yang sangat
bertolak belakang, yaitu penyediaan perumahan bagi anggota TNI yang masih aktif
dirasa masih kurang mencukupi. Perumahan yang ada selama ini banyak digunakan
untuk para purnawirawan yang notabene merupakan anggota tidak aktif. Alhasil,
anggota TNI yang masih aktif tidak banyak mendapat jatah untuk tempat tinggal.
Sebagai bentuk reaksi terhadap kondisi tersebut, pihak tertinggi dalam struktur
birokrasi TNI membuat keputusan pengosongan terhadap perumahan yang dihuni oleh
para purnawirawan. Pengosongan merupakan kata halus dari penggusuran, yang
tujuan utamanya ialah untuk menyediakan tempat bagi anggota TNI yang
masih aktif.
Apabila
dilihat dari segi kemanusiaannya adalah berkaitan tentang rasa kemanusiaan dan
HAM yang menyudutkan pihak terkait yang melakukan penggusuran. Namun apabila
dilihat dari sudut pandang aspek hukum
adalah berkaitan tentang pasal pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah (PP) No. 40 tahun 1994
tentang Rumah Negara dijelaskan pengertian rumah negara adalah bangunan
yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga serta penunjang pelaksanaan tugas Pejabat dan/atau
Pegawai Negeri. Mengenai siapa yang bertanggung jawab diterangkan dalam ayat 4 yaitu
Menteri Pekerjaan Umum. Semua itu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 40 tahun 1994
tentang Rumah Negara sebagaimana telah diubah dengan PP No.31
tahun 2005 untuk menyempurnakannya.
Ayat tersebut juga sekaligus menjelaskan bagaimana keabsahan
pengosongan rumah dinas yang penghuninya bukan anggota TNI aktif lagi. Isi ayat
itu berbunyi :
(3) Rumah
Negara Golongan II yang tidak dapat dialihkan statusnya menjadi Rumah Negara
Golongan III adalah :
a. Rumah
Negara Golongan II yang berfungsi sebagai mess/asrama sipil dan ABRI.
b. Rumah
Negara Golongan II yang mempunyai fungsi secara langsung melayani atau terletak
dalam lingkungan suatu kantor, rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi,
pelabuhan udara, pelabuhan laut, dan lab/balai penelitian.
Artinya
secara eksplisit status kepemilikan rumah dinas tersebut tidak boleh dialihkan
ke penghuninya karena termasuk sebagai mess ABRI (sekarang TNI).
Dalam PP tersebut dijelaskan pengertian Rumah Negara Golongan
I, II, dan III yaitu terdapat pada Pasal 1 ayat (5), (6) dan (7). Secara garis
besar disimpulkan begini, rumah negara golongan I contohnya yaitu rumah dinas
menteri, ketua komisi, ketua DPR, ketua MPR, dan pejabat-pejabat negara
lainnya. Golongan II contohnya rumah dinas kepala kantor operasional di setiap
daerah, rumah dinas kepala seksi, rumah dinas pelaksana, mess/asrama, dan
sejenisnya. Sedangkan rumah negara golongan III yaitu yang tidak termasuk
golongan I dan II yang dapat dijual kepada penghuninya. Misalnya rumah dinas
yang terkena tata ruang, terkena bencana, tidak layak huni, untuk ditukar
guling, dan dialihkan haknya kepada penghuninya. Hal ini dijelaskan dalam Pasal
14.
Namun ada juga beberapa kasus yang dijumpai seperti dari para
korban penggusuran memaparkan bahwa mereka telah mempunyai bukti kepemilikan
berupa berita acara hibah dari pemilik pertama tanah sebelum menjadi tanah
Negara. Berdasarkan kasus tersebut seharusnya pihak penggusur dalam hal ini TNI
AD melakukan klarifikasi status tanah ke pihak terkait (Badan Pertanahan Nasional).
Akan tetapi apabila ditemui kejanggalan keabsahan bukti kepemilikan atau tidak
sanggup membuktikan bahwa dokumen tersebut adalah legal, maka hal yang pantas
adalah korban penggusuran tersebut meninggalkan rumah dinas yang dihuninya demi
kepentingan hukum dan tentunya kepentingan Negara.
Kasus lainnya adalah mengenai penolakan eksekusi tersebut dikarenakan
alasan bahwa mereka telah lama menghuni rumah dinas itu dan tentunya telah
mengeluarkan pengorbanan biaya untuk merawat dan memelihara rumah dinas dengan
biaya sendiri. Namun jika itu alasannya maka kewajiban setiap penghuni rumah
negara seperti tercantum dalam PP tadi pada pasal 10 yang bunyinya :
(1) Penghuni
Rumah Negara wajib :
a. membayar
sewa rumah;
b.
memelihara rumah dan memanfaatkan rumah sesuai dengan fungsinya
(2) Penghuni
Rumah Negara dilarang :
a.
menyerahkan sebagian atau seluruh rumah kepada pihak lain;
b. mengubah
sebagian atau seluruh bentuk rumah;
c.
menggunakan rumah tidak sesuai dengan fungsinya.
Berdasarkan
fenomena terjadinya kasus penggusuran Rumah Dinas TNI AD tersebut dapat
disimpulkan bahwa “Rumah Negara” bukan lah “Rumah Warisan” yang bisa diturunkan secara turun menurun
terhadap anak cucunya.
C.
Solusi
Langkah nyata yang harus ditempuh ialah adanya
suatu relokasi besar-besaran bagi semua anggota purnawirawan yang tergusur ke
suatu tempat yang cukup mewadahi keadaannya dan perlu diingat bahwa sifatnya
hanya sementara dalam jangka waktu terbatas. Relokasi ketempat hunian baru
tersebut dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan bagi mereka selama dalam usaha
mencari tempat hunian baru yang bersifat tetap. Penyediaan hunian sementara
tersebut harus ditanggung oleh pihak pemerintah, dalam hal ini tentunya TNI AD,
yang bisa memanfaatkan alokasi biaya dari anggaran dasar yang tertuang dalam APBN.
Sedangkan perumahan yang sudah dikosongkan tadi dapat direnovasi sesuai
kebutuhan bagi anggota TNI yang masih aktif untuk segera ditempati.
D.
Kesimpulan
1.
Pengosongan rumah
dinas tujuan utama sebenarnya adalah untuk menyediakan tempat bagi anggota TNI
yang masih aktif, bukan untuk anggota TNI yang sudah purna tugas.
2.
Rumah dinas merupakan
milik Negara, bukan milik perorangan, yang bisa diturunkan secara turun menurun
terhadap anak cucunya.
3.
Mess/asrama sipil dan
ABRI termasuk Rumah Negara Golongan II.
E.
Pustaka
www.antaranews.com diakses tanggal 20 Mei
2010
www.kompasiana.com diakses tanggal 20 Mei 2010
www.tempointeaktif.com diakses
tanggal 20 Mei 2010
Minggu, 22 April 2012
DIAGNOSA KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Diare
adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi,
selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu
gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar
saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare”
karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan.
Penyakit diare terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena
dapat membawa bencana bila terlambat.
Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya
karena faktor malabsorbsi, tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan
perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi serta tempat pakaian kotor
tersendiri. Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadi
gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan
rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.
Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari
anak, dewasa maupun orang tua (lansia) dan penyakit diare ini
biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi. Oleh karena itu penulis merasa tertarik
untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien S.
B. Tujuan
Penulisan
1. Tujuan
Umum
Untuk dapat memperoleh
gambaran nyata atau informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien diare.
2.
Tujuan Khusus
Agar
mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
membuat diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan
tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi keperawatan pada pasien diare.
C.
Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini
ditulis dengan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data, wawancara dan
pemeriksaan fisik.
PEMBAHASAN
A.
Dasar Teori
1.
Pengertian
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk
tinja yang encer atau cair.
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak atau
berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
2.
Etiologi
a.
Infeksi (virus, bakteri dan parasit)
b.
Non Infeksi
·
Alergi makanan : susu, protein
·
Gangguan metabolic atau mal-absorbsi
·
Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh
makanan
·
Penyakit gangguan endokrin
·
Emosional atau stress
·
Menurunnya daya tahan tubuh
·
Kekurangan gizi
·
Obat-obatan : antibiotika
3.
Patofisisologi
·
Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan
pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan
elektrolit yang berlebihan.
·
Cairan sodium, potassium dan bikarbonat
berpindah dari rongga ekrtraseluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan
dehidrasi dan dapat terjadi asidosis metabolic.
·
Transportasi aktif akibat rangsangan taksin
bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga
menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan
terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
·
Peradangan akan terjadi penurunan kemampuan
intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit serta bahan-bahan makanan.
Menurunnya
pemasukan atau hilangnya cairan akibat :
- Muntah - Demam
-Diare -Hiperventilas
Cairan ekstraseluler Hilang dengan
cepat
|
Ketidakseimbangan
elektroli
|
Hilangnya cairan dalam intraseluler
|
Disfungsi selulere
|
Syok hipovolemik
|
Kematian
4.
Tanda dan Gejala
§
Naunesa
§
Muntah
§
Nyeri perut
§
Demam
§
Diare
§
Haus
§
Lidah kering
§
Tulang pipi menonjol
§
Anoreksia
§
Lemah
§
Turgor kulit menurun
§
Seara menjadi serak
§
Frekuensi nafas cepat
§
Tekanan darah menurun
§
Gelisah
§
Pucat
§
Ekstrimitas dingin
§
Siagnosis
§
Anuria
Derajat
Dehidrasi
1. Dehidrasi
berat
Terdapat dua atau
lebih dari tanda-tanda berikut ini
- Latergi
atau tidak sabar
- Mata
cekung
- Tidak
bisa minim atau malas minum
- Cubitan
kulit perut kembalinya sangat lambat
2. Dehidrasi
dingin
§ Gelisah,
mudah marah
§ Mata
cekung
§ Haus,
banyak minum
§
Cubitan kerut kembalinya sangat lambat
3.
Tanpa Dehidrasi
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat
atau ringan/ sedang
- Pemeriksaan
Diagnostic
§
pemeriksaan darah tepi lengkap
§
pemeriksaan AGD, elektrolit, ureum, kreatinin
dan berat jenis plasma
§
pemeriksaan urine lengkap
§
pemeriksaan tinja, PH, leukosit, glukosa dan
adanya darah
§
pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan
dicurigai infeksi sistemik
§
riwayat alergi pada obat-obatan dan makanan
- Penatalaksanaan
a.
Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
4 hal penting yang perlu diperhatikan
1)
Jenis cairan
§
Oral : pedialyte atau oralit
§
Parental : NaCl, isotonic, infus
2)
Jumlah cairan
Jumalh cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang
dikeluarkan
3)
Jalan masuk atau cara pemberiaan
Oral atau parental
4) Jadwal
pemberian cairan
Diberikan 2 jam pertama, selanjutnya dilakukan penilaian kembali status
hidrasi untuk menghitung kebutuhan cairan
b.
Identifikasi penyebab diare
c.
Terapi simtematik
Obat anti diare, obat anti motilitas dan sekresi usus, antiemetik
d. Terapi
definitive
Sebagai langkah pencegahan seperti hygiene peroranan, sanitasi lingkungan
B.
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
§
Nama pasien : S
§
Umur : 65 tahun
§
Jenis kelamin : Perempuan
§
Agama : Islam
§
Suku bansa : Jawa/ Indonesia
§
Alamat : Sawalan
§
Tgl masuk : -
§
Pekerjaan : Tidak bekerja
§
Keluhan utama : Pada saat pengkajian ps mengeluh / mengatakan
badannya lemas dan diare
§
Riwayat kesehatan sekarang: Ps mengatakan diare tanggal 3 Februari 2006
setelah makan seiang. Ps mengatakan makan sesuai menu seperti biasa. Ps
mengatakan belakangan ini di kamarnya banyak terdapat lalat. Ps BAB lebih dari
5 kali dengan kensistensi encer. Ps tidak menatakan kondisinya kepada
keluarganya, akhirnya sore tanggal 3 Februari 2006 Ps diberikan perawatan
khusus
§
Riwayat kesehatan dahulu : Ps menatakan dulu pernah
diare tapi hanya 2 hari setelah minum obat anti diare Ps langsung sembuh. Ps
pernah masuk rumah sakit karena kecelakaan.
§
Riwayat kesehatan : Didalam
keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular.
§
Genogram :
2.
Pola Kebiasaan
a.
Pola Nutrisi
§
Sebelum sakit ps mengatakan biasa makan 3x
sehari dengan menu pagi bubur, satu gelas kopi dan kue. Siang dan malam nasi,
lauk, sayur dan kadang buah, makan habis satu porsi tiap makan. Minum 6-7
gelas/ hari
§
Saat sakit pasien mengatakan selalu lapar tapi
nafsu makan berkurang. Ps hanya makan setengah porsi dari biasanya, minum 6-7
gelas/ hari.
b.
Pola Tidur/ Istirahat
§
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa tidur dari
pukul 22.00 sampai 05.00. ps terbiasa tidur siang selama 2 jam
§
Saat sakit ps mengatakan tidur sering terjaga
karena merasa kurang nyaman dengan keadaannya. Ps mengatakan mulai dapat tidur
pukul 20.00 sampai04.00 ps sering terbangun dimalam hari.
c.
Pola Aktifitas
§
Sebelum sakit dan saat sakit pasien mengatakan
aktifitasnya tidak begitu terganggu. Ps masih bisa memenuhi kebutuhannya secara
mandiri seperti mandi, makan, hanya pada saat sakit ps mengatakan kebanyakan
istirahat.
d.
Pola Eliminasi
§
Sebelum sakit ps mengatakan biasa BAB satu kali
sehari dengan konsistensi feses lembek, warna kuning. BAK 4-5 kali sehari
dengan warna kuning, bau pesing
§
Saat sakit pasien mengatakan diare dengan
konsistensi encer, bau, warna kakuningan. Lendir tidak ada, darah tidak ada Ps
mengatakan BAB kurang lebih sudah 5 kali sehari. BAK tidak mengalami perubahan
4-5 kali sehari.
e.
Pola Koping
§
sebelum sakit ps mengatakan tidak pernah
menceritakan masalahnya dengan orang lain, ps berusaha mengatasi sendiri tanpa
bantuan orang lain
§
saat sakit ps menatakan selalu menceritakan
masalahnya dengan orang lain (keluarga). Dalam mengatasi masalahnya ps meminta
bantuan keluarga
f.
Pola kognitif
Ingatan pasien menurun. Bila ditanya sesuatu pasien berusaha keras
mengingatnya kembali
g.
Konsep diri
Sebelum sakit ps selalu tampak ceria, dapat memenuhi kebutuhannya dengan
mandiri seperti mandi, makan, pasien banyak bicara (cerewet) tapi pada saat
sakit pasien lebih banyak diam,
mengurung diri di kamar. Ps mengetakan tidak percaya diri, merasa tidak berguna
dengan kondisi seperti ini.
h.
Pola reproduksi
Pasien mengatakan empat orang anak, dua perempuan dan dua laki-laki. Ps
mengatakan tidak menstruasi lagi (menopause) ps sudah memiliki 5 orang cucu.
i.
Hubungan dengan masyrakat
Hubungan ps dengan masyarakat baik.
j.
Pola kepercayaan (spiritual)
Pasien beragama Hindu dan bisa biasa sembahyang setiap hari pada pagi
hari. Saat sakit pasien hanya berdoa di tempat tidur
3.
Pemeriksaan fisik
a)
Keadaan umum
§
Kesadaran :
Compos mentis
§
TB/ BB :
160 Cm / 59 Kg
b.
Vital Sign
§
Tekanan darah :
130/80 mmHg
§
Nadi :
72x/mnt
§
Pernafasan :
20 x/ mnt
§
Suhu :
36.7 0C
- Pemeriksaan Penunjang : Tidak ada
- Analisa Data
No
|
Data subyektif
|
Data obyektif
|
Kesimpulan
|
1.
2.
3.
|
§
Pasien mengatakan diare lebihb dari 5 kali,
konsistensi feses encer
§
Ps mengatakan lemas nafsu makan kurang
§
Ps mengatakan makan habis setengah porsi
§
Ps mengatakan sering terbangun di malam hari
|
§
Ps tampak pucat
§
Mukosa bibir kering
§
Ps tampak lemas
§
Perut tampak cekung
§
Ps tampak gelisah
§
Muka pucat
|
Kekurangan
volume cairan
Gangguan
kabutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gangguan pola
tidur
|
- Rumusan Masalah
a)
kekurangan volume cairan
b)
gangguan kebutuhan nutrisi kurang
c)
gangguan pola tidur
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pohon masalah
1.
Diare b/d malabsorbsi kekurangan Volume cairan b/d
Diare (BAB encer) d/d ps mengatakan diare lebih dari 5 kali, konsistensi feses
encer. Ps tampak pucat, mukosa bibir kering. Karena volume cairan b/d
kehilangan volume cairan secara aktif.
2.
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dair kebutuhan tubuh
b/d pola makan terganggu d/d ps mengatakan makanan habis setengah porsi, nafsu
maka berkurang, ps tampak lemas, perut cekung. Keseimbangan nutrisi : dari
kebutuhan b/d ketidakmampuan mengabsorbsi makanan.
3.
Gangguan pola tidur b/d nyeri d/d ps mengatakan cemas
dengan keadaannya. Ps mengatakan sering terbangun di malam hari. Ps tampak
gelisah dan muka pucat. Gangguna pola tidur b/d mual.
- INTERVENSI
Rencana Keperawatan Pada Ps RY
Dengan
Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Di
Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps
Tgl
3 – 5 Februari 2006
Hari/Tgl
|
No.
Dx
|
Tujuan
|
Tindakan
|
Rasional
|
Sabtu 3/2/06
Pk. 13.00
Sabtu 3/2/06
Pk. 13.00
Sabtu 3/2/06
Pk. 13.00
|
Dx
I
Dx
II
Dx
III
|
Setelah
diberikan askep selama 2x24 jam diharapkan keseimbangan volume cairan
terpenuhi dengan kriteria hasil :
§
Ps mengatakan diare berkurang dengan
kosistensi feses lembek
§
Ps tidak pucat lagi
§
Mukosa bibir lembab
Setelah diberi askep selama 2x24 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh dengan kriteria hasil :
§
Ps tidak lemas
§
Ps mengatakan nafsu makan meningkat
§
Makan habis satu porsi
Setelah diberi askep selama 2x24 jam diharapkan tidur/istirahat teratur
(tidak terganggu) dengan kriteria hasil:
§
Ps mengatakan tidak cemas
§
Ps mengatakan tidur nyenyak
§
Ps tampak tenang
|
§
Observasi dan catat frekuensi, karakteristik,
dan jumlah
§
Kaji status hidrasi intake dan output
§
Monitor tanda vital dan observasi keadaan umum
§
Pemberian obat anti diare
Kaji intake
dan output makanan
§
Beri makanan yang mengandung nilai gizi tinggi
§
Beri makanan yang disukai, makan lunak dan
rendah serat
§
§
§
Kaji kebutuhan ps dapat istirahat
§
Ciptakan suasana yang nyaman saat tidur
§
Anjurkan ps untuk cuci tangan dan kaki dengan
air hangat
§
Anjurkan ps untuk berdoa sebelum tidur.
|
§
Dapat diketahui berat ringannya diare dan
status dehidrasi
§
Dapat diketahui keseimbangan cairan
§
Hipotensi, takikardi, demam dapat menunjukkan
respon/efek kehilangan cairan
§
Dapat menunjukkan kehilangan cairan
§
Diketahui intake dan output makanan
§
Kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan
§
Dengan makan yang disukai ps dapat lebih
banyak makan an makan rendah serat untuk menurunkan peristaltic usus
§
Diketahui waktu istirahat terpenuhi
§
Dengan suasana nyaman ps dapat tidur nyenyak
§
Dapat membuat ps merasa segar dan nyaman
§
Dengan berdoa dapat merasa lebih tenang
|
- IMPLEMENTASI
Rencana Keperawatan Pada Ps RY
Dengan
Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Di
Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps
Tgl
3 –5 Februari 2006
HariTgl
|
No.
Dx
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Paraf
|
Jumat
3/2/06
Pk. 14.00
Pk. 15.00
Pk. 15.00
Pk. 16.30
Pk. 18.00
Sabtu 4/2/06
Pk. 08.30
Pk. 09.00
Pk. 11.00
Pk. 12.30
Pk. 16.00
Pk. 19.00
Pk. 19.30
Minggu
5/2/06
pk. 08.00
Pk. 09.30
Pk. 11.30
Pk. 13.00
|
Dx
I
Dx
I
Dx
II
Dx
II
Dx
III
Dx
I
Dx
I
Dx
II
Dx
III
Dx
I
Dx
III
Dx
III
Dx
I
Dx
I
Dx
II
Dx
III
|
Mengobservasi
dan mengkaji frekuensi BAB, jumlah dan karakteristik
Mengukut tanda
vital
Mengkaji
intake dan output makanan
Mengajurkan
untuk makan makanan yang bergizi tinggi dan disukai ps.
Mengkaji
kebutuhan ps dapat istirahat
Pembrian obat
anti diare diaform
Mengukur tanda
vital
Menganjurkan
untuk makan makanan yang rendah serat dan gizi
Menciptakan
suasana yang nyaman saat ps tidur (istirahat)
Mengkaji
status hidrasi intake dan output
Mengajurkan ps
untuk cuci tangan dan kaki dengan air hangat
Mengajurkan ps
untuk berdoa sebelum tidur
Mengkaji
status hidrasi intake dan output
Mengukur tanda
vital
Mengkaji
intake dan output makanan
Mengkaji
kebutuhan ps dapat istirahat
|
§
Ps mengatakan masih diare dengan konsistensi
feses encer, BAB lebih dari 5 kali
§
Tekanan Darah 125/70
mmHg
RR : 20 x/mnt
Nadi : 72 x/mnt
Suhu : 36.8 0C
§
Ps mengatakan makan habis setengah porsi,
nafsu makan menurun, ps tampak pucat, mukosa bibir kering.
§
Ps mengatakan nafsu makan menurun
§
Ps mengatakan tidak dapat tidur dengan
nyenyak, ps merasa cemas dengan keadaannya
§
Obat sudah diminum oleh ps.
§
Tekanan darah 130/80
mmHg RR : 22 x/mnt
Nadi : 72 x/mnt
Suhu : 36.7 0C
§
Ps mengatakan sudah makan bubur dan habis ¾
porsi, ps tidak lemas lagi, perut agak buncit.
§
Pasien mengatakan cemas brkurang, istirahat
sudah agak tenang
§
Ps mengatakan masih diare dengan konsistensi
feses sudah agak lembek.
§
Ps mengatakan merasa segar dan nyaman, dapat
istirahat dengan tenang
§
Ps mengatakan cemas bekurang
§
Ps mengatakan tidak khawatir lagi dengan
kondisinya, ps dapat tidur dengan tenang
§
Ps mengatakan tidak diare lagi
§
Tekanan Darah 130/80
mmHg RR : 20 x/mnt
Nadi : 72 x/mnt
Suhu : 36.50C
§
Ps mengatakan nafsu makan normal, makan habis
satu porsi. Ps tidak pucat, mukosa bibir lembab
§
Ps mengatakan dapat tidur dengan nyenyak,
tidak pernah terbangun dimalam hari karena tidak cemas lagi.
|
Mhs
Mhs
Mhs
Mhs
Mhs
Prwt
Prwt
Prwt
Prwt
Prwt
Prwt
Prwt
Prwt
Prwt
Prwt
Prwt
|
- EVALUASI
Rencana Keperawatan Pada Ps RY
Dengan
Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Di
Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps
Tgl
3 – 5 Februari 2006
Hari/Tgl
|
Dx
Keperawatan
|
Evaluasi
|
Minggu
5/2/06
Minggu
5/2/06
Minggu
5/2/06
|
DX I
DX II
DX III
|
S : Ps mengatakan tidak diare lagi
konsistensi lembek
O : Ps tidak pucat, mukos bibir
lembab
A : Masalah teratasi
P : -
S : Ps mengatakan nafsu makan
meningkat,
makan habis satu
porsi
O : Ps tidak lemas lagi, perut buncit
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
S : Ps
mengatakan dapat tidur
dengan nyenyak, tidak pernah
rasa khawatir dengan
keadaannnya
O : Ps tampak
tenang
A : Masalah
teratasi
P :
Pertahankan kondisi
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
4.
Diare adalah kehilangan cairan dan elekrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali lebih BAB dengan bentuk
tinja yang encer atau cair.
5.
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak atau
berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
6.
Diare dapat disebabkan oleh infeksi baik virus maupun
bakteri dan tanpa infeksi (non infeksi)
7.
Pada Ps S setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2x24 jam ps mengatakan tidak diare lagi, semua masalah ps dapat teratasi.
B.
Saran
1.
Kepada Pasien
Agar tetap menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun
kebersihan lingkungan, makan-makanan yang mengandung gizi tinggi, istirahat
yang cukup. Menjaga kondisi tubuh agar tetap segar.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi
8. EGC : Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)